Thursday, September 28, 2006

7 Seeds

Kebayang gak....

Tiba2 lo terbangun....
Di tengah lautan....
di atas perahu karet....
Bersama beberapa orang asing yang gak lo kenal...

Dan hal yang terakhir kali lo inget...
berada di rumah...
abis makan malam bersama keluarga...
dan pergi ke tempat tidur....

Dan lo gak inget sedikit pun kalo2 lo pergi naek perahu yang karam, atau pesawat yang kecelakaan...


Kebayang???

Gue seh gak kebayang sama sekali deh....





Tapi kira2 itu lah yang dialami Natsu Iwashimizu...
ups... ternyata gak cuman Natsu yang mengalami hal itu... tapi 7 orang lain yang ditemuinya...

Setelah berhasil menerjang badai di lautan lepas, mereka berhasil mencapai ke sebuah pulau.. yang bisa dibilang, di situ tidak terdapat peradaban manusia..
yang ada hanyalah pepohonan, serangga aneh, dan... binatang2 karnivora..!!



Yang hanya bisa mereka lakukan adalah bertahan hidup...
dan mungkin menanti pertolongan yang tak kunjung tiba...


Dugaan nomer 1 yang terlintas di kepala sang tokoh (dan tentu saja para pembaca..)

... mereka dikerjain oleh sebuah stasiun TV yang mengadakan acara "reality show" yang berhubungan dengan "survival di pulau antah berantah"...

well... not even close....!!



Dugaan nomer 2....

.. mereka "diculik" dan dilepas di tempat yang belum tersentuh manusia untuk dijadikan semacam kelinci percobaan dari sebuah project.... dan sang "penculik" diam2 memantau...

hmmm... hampir... tapi belum tepat....


Dan seiring berjalannya cerita, ketika "kebenaran" terungkap... cukup membuat gue salut sama ide si pengarang komik... (walaupun itu bukan sesuatu yang baru2 amat)...


Ok, ternyata mereka memang merupakan project pemerintah yang bernama "7 seeds"...

Project yang dilaksanakan ketika para ilmuwan di seluruh dunia menduga bahwa suatu saat bumi akan kejatuhan meteor raksasa (atau sejenisnya lah ya), yang membuat bumi ini "kiamat"...

yah mirip2 lah sama salah satu teori "kenapa dinosaurus punah?"


Hanya saja, para ilmuwan ini ingin supaya manusia tidak punah seperti si dinosaurus beberapa juta tahun yang lalu (atau beberapa ratus juta?)... Maka project "7 seeds" ini dilaksanakan di berbagai negara.. yaitu dengan mencari orang2 yang masih muda, tidak cacat, dan sehat.. untuk ditidurkan atau lebih tepatnya dibekukan, ditaro di tempat yang aman, lalu... di saat bumi ini kenapa2 dan terjadi hal2 yang diramalkan tersebut, mereka bakal terbangun ketika bumi ini sudah melewati jaman es dan sudah bisa dihidupi manusia lagi...


Yah begitulah yang dialami mereka2 ini...

Berharap kalau kenyataan pahit itu hanyalah sebuah lelucon terburuk yang pernah ada...
Berharap supaya bisa pulang ke rumah dan bertemu orang2 yang disayang..
atau setidaknya bertemu peradaban manusia yang bertahan hidup...


Tapi... melihat keadaan sekitar mereka yang dipenuhi hewan2 karnivora aneh dan alam yang tidak ramah......,


bisa bertahan hidup saja juga bagus....



so.......
buat yang penasaran bisa dl di sini.. atau baca online di sini....

Euro Trip



Ini dia satu film teenie yang masuk list favorit gue... walau awalnya sempet gak tertarik... ternyata... cukup membuat gue ketawa ngakak selama bbrp jam ke depan..

Film ini bercerita tentang 4 anak muda, Scotty (Scott Mechlowitz), Cooper (Jacob Pitts), si kembar Jamie (Travis Wester) dan Jenny (Trachtenberg) pergi jalan2 ke Eropa dengan tujuan masing2...

Scotty yang ingin nyamperin e-mail pen pal-nya, Mieke, ke Berlin untuk minta maaf karena terjadi kesalahpahaman..
Cooper yang ingin memperluas pengalaman sex-nya
Jamie yang cukup terobsesi dengan tempat2 bersejarah dan buku panduan jalan2nya...
Jenny yang ingin merasakan pengalaman romantis (khususnya di Paris)...


Dan perjalanan pun dimulai dengan berbagai kejadian super kocak...

Dari terlibat dengan para Hooligan di London...,
kena antrian super panjang di Musée du Louvre di Paris...,
mimpi buruk di dalam kereta api berserta terowongannya...,
kemalingan di Amsterdam...,
nyasar ke Eropa Timur...,
Berlin.....,
sampe terjadi tragedi super kocak di Vatican...,


dan yang pasti....
abis nonton film ini pasti terngiang lagu theme songnya...


Scotty doesn't know..
Scotty doesn't know...
Scotty doesn't knooooow.........

Saturday, September 16, 2006

LOTR

Iseng nonton ulang Lord Of The Ring lagi..... n jadi pengen masukin dialog2 yang cukup membuat gue terkesan dari The Fellowship of The Ring...





Gandalf: In the common tongue it reads "One Ring to Rule Them All. One Ring to Find Them. One Ring to Bring Them All and In The Darkness Bind Them."


Frodo: It's a pity Bilbo didn't kill him when he had the chance.
Gandalf: Pity? It was pity that stayed Bilbo's hand. Many that live deserve death. Some that die deserve life. Can you give it to them, Frodo? Do not be too eager to deal out death in judgment. Even the very wise cannot see all ends. My heart tells me that Gollum has some part to play yet, for good or ill before this is over. The pity of Bilbo may rule the fate of many.


Frodo: You're late.
Gandalf: A wizard is never late, Frodo Baggins. Nor is he early. He arrives precisely when he means to.


Bilbo: I don't know half of you half as well as I should like, and I like less than half of you half as well as you deserve.


Gandalf: Confound it all, Samwise Gamgee. Have you been eavesdropping?
Sam: I haven't been droppin' no eaves sir, honest. I was just cutting the grass under the window there, if you'll follow me.
Gandalf: A little late for trimming the verge, don't you think?
Sam: I heard raised voices.
Gandalf: What did you hear? Speak.
Sam: N-nothing important. That is, I heard a good deal about a ring, and a dark lord, and something about the end of the world, but nothing important. Please, Mr. Gandalf, sir, don't hurt me. Don't turn me into anything... unnatural.


Gandalf: So do all who live to see such times. But that is not for them to decide. All we have to decide is what to do with the time that is given to us.


Gimli: Well, here's one dwarf she won't ensnare so easily. I have the eyes of a hawk and the ears of a fox.
[elves appear, covering them with arrows at point-blank range]
Haldir: The dwarf breathes so loud, we could have shot him in the dark.


Aragorn: I do not know what strength is in my blood, but I swear to you I will not let the White City fall, nor our people fail.
Boromir: Our people, our people. I would have would have called you my brother... my captain... my king .
Aragorn: Be at peace Son of Gondor.

Galadriel: Even the smallest person can change the course of the future.

Kisah para Romeo+Juliet jaman pasca perang

"...Can you imagine living in a civilized country and not having anything to do with the local people? It didn't take long for the GIs to get acquainted with the local folks...?"



Sewaktu lagi bosan sambil mencari2 acara tv yang bagus.. tiba2 terpaku pada satu film dokumentasi tentang sejarah pasca Perang Dunia II.. yaitu tentang Non-Fraternization Policy..

Non-Fraternization Policy merupakan suatu peraturan yang dikeluarkan Amerika terhadap tentara mereka yang berada di Jerman agar mereka tidak "berhubungan" dengan orang lokal setempat (alias orang Jerman).

Soal detailnya, bisa dilihat di sini atau di sini... atau cari aja di google ^^


Nah... yang namanya manusia.. mana bisa sih menjalankan peraturan seperti itu?
Gimana sih rasanya dilarang bergaul sama orang2 selain tentara yang ada di situ?
Apalagi... memang sudah kodratnya sebuah peraturan dibuat untuk dilanggar kan?


"... I don't remember if the non-fraternization policy was even lifted, but I do remember that it didn't work...."


Kalau gue gak salah ngerti, peraturan itu bahkan berlaku juga buat para tentara Inggris dan Perancis yang sedang menduduki Jerman Barat pada waktu itu..

Dan akhirnya gak sedikit pula yang jadi jatuh cinta terhadap gadis2 Jerman dengan berbagai macam alasan...Entah karena gadis jerman lebih bersih, lebih rapih, dan yang pasti lebih jago masak dibandingkan gadis2 di Amerika, Inggris, atau Perancis.. atau karena dibutakan oleh cinta..

Maka dimulailah kisah "Romeo and Juliet" .......

Mungkin di kalangan para tentara itu sendiri, pacaran dengan gadis jerman merupakan hal yang normal.. bahkan sang jendral pun tidak keberatan.. hanya saja, karena ini peraturan dari "atas", maka mereka tetap harus agak sembunyi2 dan pake bahasa sandi...

misalnya begini...

...di party besok Anda boleh mengundang sepupu Anda loh..
Sepupu?? sepupu saya yang mana?
Ehh... itu loh.. sepupu Anda yang itu....
Hah? saya gak ada sepupu di sini, Pak..
Maksud saya.... sepupu yang "ITU" tuh...
Ooohh... sepupu saya yang "itu"......

Hanya saja, peraturan tersebut tetap saja membuat mereka menjadi sulit (atau mustahil) untuk menikah dengan orang jerman...

Sewaktu peraturan itu (akhirnya) dicabut, keadaan mereka tidaklah menjadi lebih mudah. Ada satu tentara Inggris yang ingin menikah dengan orang jerman, malah disuruh pulang ke Inggris dengan alasan "liburan" dan dikasih waktu 48 hari untuk memikirkan kembali untuk menikah dengan si jerman atau tidak..

Kalau dia memutuskan untuk "menikah", maka dia bakal ditidakperbolehkan untuk kembali ke Jerman.. jadi intinya keadaannya gak beda sama ketika peraturan itu masih ada..

Ada yang mencoba untuk menikahi gadis idamannya dengan cara mengaku bahwa dia orang sipil, bukan tentara.. (katanya yang bukan tentara boleh2 aja menikah dengan si jerman).. tapi sayangnya ketahuan, dan akhirnya dia sempat masuk penjara gara2 itu... untungnya dia sempat menulis surat ke salah satu surat kabar.. dan karena berita ini disorot oleh media, maka gak lama kemudian dia dikeluarkan dari penjara..

Belum lagi ditambah dengan masalah keluarga.. keluarga si pria yang rata2 menentang keras, dan gak sedikit juga pertentangan terjadi di pihak keluarga wanita..


"... kenapa gak cari istri di sini saja?... "
begitulah kata2 para nyokap pada waktu itu..


Jadi, walaupun mereka berhasil menikah, penderitaan tidak berakhir... (malah makin bertambah karena masalah keluarga..)

sama aja kayak "Romeo and Juliet", akhirnya gak happy-ending kan??
gak ada deh kata "... and they live happily ever after...."


justru setelah mereka menikah dan sang suami membawa sang istri ke negara asalnya, penderitaan mereka menjadi lebih parah.... Apalagi awal2nya mereka masih tinggal di Taman Mertua Indah.. alias tinggal bareng sama orang tua sang suami beserta sanak saudaranya...

Yang suami dicap jelek karena membawa "musuh" pulang ke rumah...
Yang istri keadaannya lebih parah lagi... diperlakukan "dingin" oleh mertua dan ipar2nya, gak boleh ini-itu, dipandang rendah, dicela para tetangga atau orang2 yang tinggal di daerah situ, dan ditambah lagi dengan homesick yang akut...


"... waktu itu selama berminggu2 saya hanya bisa menangis...."


Memang.. masa adaptasi merupakan masa yang paling sulit.. ditambah status "orang asing" plus "musuh" yang bikin keadaan makin runyam...


"tapi... setelah kami punya anak, keadaan jadi lebih baik.. saya jadi disibukkan mengurus anak dan jadi tidak begitu homesick lagi.. "


Jadi.... mereka berhasil bertahan tuh... setidaknya akhirnya tidak setragis seperti "Romeo and Juliet"

kalo ngga, mana ada wawancara mereka di film itu.. (terlihat masih mesra dan bahagia walaupun sudah tua renta)


ok deh...

they really DO live happily ever after... *i think..*

tapi pengorbanannya gak segampang di cerita Snow White atau Cinderella kan??