Hari itu gue dan Ody lagi nunggu Bus dan tiba2 disapa satu bapak2 berumur berkisar pertengahan 40an. Pertama, dia bertanya asal kita dari mana, yang memang cukup sering terjadi dan rata2 suka salah tebak atau mengira kita dari negara Asia lainnya. Lalu dengan agak malas kita menjawab "Indonesia" dan berpikir dia akan bilang "Oooooh" lalu pergi. Ternyata dia membalas dengan "Selamat Pagi" dan "Apa Kabar?"; yang merupakan hal yang agak gak biasa. Sedikit terkejut Ody bertanya balik, "Bisa bahasa Indonesia?", dan dia menangguk, "Sedikit.."
Bus kita datang, dan kebetulan dia juga ingin naik bus yang sama. Selama beberapa menit kita duduk bareng di dalam bus dan ngobrol sedikit. Ternyata dia sempat 10 tahun tinggal di Indonesia; 8 bulan di Bandung dan sisanya di Irian Jaya. Pertama, kita mengira dia kerja di Freeport, tapi ternyata dia seorang misionaris yang ditugaskan ke sana. Bahkan keluarganya saat ini juga masih ada di sana, dan dia berada di Fulda untuk mengurus sekolah anaknya yang baru saja tamat SMA dan ingin melanjutkan untuk kuliah di Jerman. (setidaknya gue sih ngertinya begitu..)
Lucunya, kita sempet beberapa kali membalas dengan bahasa Jerman karena takut dia gak ngerti. Tapi dia selalu membalas dengan bahasa Indonesia. Memang sih, 10 tahun waktu yang cukup lama untuk menguasai sebuah bahasa, tapi kita juga kan gak tau orang daerah Irian Jaya bahasanya seperti apa. Apalagi orang ini logat berbicaranya (walau masih kedengeran aksen bulenya yang agak pelo) mirip seperti logat orang Indonesia bagian timur.
Yah... dia memang bukan orang asing pertama yang fasih berbahasa Indonesia yang gue temui. Maksud gue fasih di sini juga bukan sekedar turis asing yang datang sebentar dan hanya bisa mengucapkan kata2 standard di kamus kecil mereka.. melainkan orang asing yang benar2 bisa kita ajak ngobrol dengan bahasa kita atau bahkan bisa membawa seminar atau berbicara di depan umum dengan bahasa Indonesia.
Orang pertama yang gue temui adalah seorang pastor bule (yang gue sendiri gak tau dia dari negara mana) yang suka memimpin misa di gereja2 di Jakarta. Berikutnya adalah guru bahasa Jepang gue yang memang menikah dengan orang Indonesia dan lama tinggal di Jakarta.. (lucu deh denger orang Jepang ngomong bahasa Indonesia dengan logat Jepang mereka ^^). Lalu pada tahun 2003, gue sempet ikut seminar yang dibawakan oleh orang Inggris yang memang sudah lama tinggal di Jerman, dan dia sempet beberapa tahun di Indonesia sebagai pertukaran pelajar (lupa di universitas mana). Dia juga menikah dengan orang Indonesia dan jago bahasa Jawa.
Gue memang selalu kagum dan salut tiap kali bertemu orang2 seperti mereka. Mungkin karena selama ini banyak orang menganggap "Siapa sih yang mao belajar bahasa Indonesia?" atau "Bahasa Indonesia mah gak kepake di mana2.. ngapain dipelajari?". Memang sih, bahasa Indonesia gak bisa dibandingin sama bahasa Inggris atau bahasa Cina. Tapi kalau dipikir2, negara kita kan cukup besar dan penduduknya banyak... jadi otomatis apabila dihitung2 juga banyak dipake di dunia ini kan? (walaupun banyak juga sih orang daerah yang gak bisa bahasa Indonesia.... dan ini juga teori karangan gue sih.... :P)
Kadang, di tengah2 keputus-asaan sewaktu belajar bahasa asing, sering banget kita berpikir "kenapa harus kita yang bisa bahasa mereka?" dan "kenapa bukan mereka aja yang belajar bahasa kita?". Tapi, gue memang gak bisa mengharapkan hal itu apabila gue memang berada di negara asing. Hanya saja, kadang kesal juga apabila membayangkan orang asing yang datang ke Indonesia bisa disambut dengan bahasa mereka tanpa mereka harus bersusah2 belajar bahasa Indonesia (sampai fasih!!).
Ditambah lagi bahasa kita yang entah kenapa belakangan ini udah tercampur2 dengan bahasa Inggris. Entah karena orang sedang gencar2nya masukin anaknya ke sekolah Internasional atau sekolah yang memakai bahasa Inggris. Atau mungkin karena banyak orang lulusan luar negri yang kembali ke Indonesia dan suka lupa beberapa kata bahasa Indonesia (sering gue alami, dan gue rasa terjadi pada setiap orang). Bisa juga karena kita lebih sering nonton atau mendengar lagu yang bukan pake bahasa Indonesia. Bahkan, bisa jadi karena biar sekedar keren dan kelihatan bisa bahasa Inggris sedikit2.. (lagi2 ini semua teori ngasal gue).
Lucunya, ini semua seperti penyakit ganas yang menyebar luas dengan cepat. Bahkan, gue pun (yang gak mao ikut2an) bisa kebawa juga ngomong Indo campur2 Inggris. Padahal gue juga suka kesel kalau melihat anak kecil (orang Indo) berkomunikasi dengan orang tuanya (orang Indo juga) pake bahasa Inggris. Apa yang terjadi dengan Bahasa Ibu?
Gue sebenernya bukan orang yang punya rasa kebangsaan yang tinggi, atau orang yang nasionalismenya kuat. Bahasa Indonesia gue juga gak sempurna2 amat.. (buktinya gue selalu nulis pake bahasa nggak baku). Hanya saja, bahasa kita memang tergolong bahasa yang baru dibandingkan bahasa2 lainnya. Dan bisa dibilang cukup tidak stabil, karena mengalami terlalu banyak perubahan dalam waktu yang sangat singkat. Jadi, bisa jadi suatu saat bahasa kita jadi punah dan tidak terpakai lagi..... Siapa sih yang gak sedih membayangkan kalo itu sampe terjadi?
Monday, September 01, 2008
Saturday, August 30, 2008
mencari apartemen baru....
Sekitar 3 minggu yang lalu, Ody mengambil sebuah keputusan yang cukup "besar"... yang akhirnya berdampak juga ke diri gue... yaitu pindah kerjaan ke Frankfurt yang berarti kita harus pindah rumah ke sana.
Awalnya sih kita gak gitu kepikiran untuk pindah karena kemungkinan untuk bolak-balik memang selalu ada..., mempertimbakan Ody yang bakal sering dikirim ke kota2 lain gak perlu cape2 pindah ke Frankfurt karena toh di stay di Fulda juga bisa.. (tapi memang guenya sih yg bakal berat banget untuk lanjut bolak-balik ke Darmstadt dan pulang ke Fulda tanpa ada yang menyambut dengan makanan yang sudah di atas meja :P ).
Eniwei... akhirnya kita memutuskan untuk pindah. Dan karena Ody masih harus kerja tiap hari di kantor yang lama, dan gue sedang libur dan "gak ngapa2in".. Jadi, gue yang bertugas mencari tempat tinggal baru... Dimulai dari mencari, bikin janji dengan yang punya, sampai extra ke sana untuk melihat rumahnya, dan membuat segala pertimbangan yang ada...
Gue sampe bikin list tentang hal2 yang harus diperhatikan dalam mencari tempat tinggal....
1. Ada berapa kamar?
2. Luasnya berapa?
3. Harga totalnya berapa? (Kaltmiete/NK/Strom/usw)
4. Lokasinya dimana? deket gak sama halte? dan seberapa jauh dari pusat kota? daerahnya serem gak? deket supermarket gak? dst, dst dst...
5. Apakah harus bayar Provision? (biaya makelar)
6. Apakah itu gedung tua atau baru? dan bagaimana keadaannya?
7. Bagaimana sistem pemanas ruangan dan air panasnya?
8. Bagaimana sambungan internetnya?
9. TVnya pake kabel atau satelit?
10. Apakah ada dapur? (lengkap dengan kompor, kulkas, lemari, dll)
11. Apakah ada sambungan untuk mesin cuci? di mana? (biasanya di kamar mandi, dapur, atau di basement)
12. Apakah ada Hausmeister? biayanya udah termasuk NK belom?
13. Ada di lantai berapa? kalau tinggi, ada lift gak? kalau lantai dasar langsung menghadap ke jalan gak? (maklum, Frankfurt kan agak serem dengan kriminalitasnya)
14. Jendelanya bagaimana? baru/tua? 1 lapis atau 2 lapis? dicht ngga? ada rolladen gak? angin bisa masuk lewat pinggirannya gak? tahan dingin gak?
15. Keran airnya gimana? ribet gak buat nyetel air panas/dingin?
16. Lantainya dari apa? pake parket?karpet?laminat? dingin gak? reot gak?
17. WC dan kamar mandinya bareng atau pisah? (berhubung gue gak suka WC yang terpisah dengan kamar mandi)
18. Bagaimana akustiknya? kalau berisik dikit kedengeran sampe tetangga gak? (atau sebaliknya)
19. Dapet gudang di basement gak? berapa besar? bisa taro sepeda gak?
20. Bagaimana dengan balkon dan taman?
21. dan yang paling penting... apakah gue merasa nyaman ketika masuk ke apartemen tsb? (intinya, jatuh cinta pada pandangan pertama memegang peranan yang sangat penting!)
Kira2 begitulah pertanyaan2 yang selalu gue lontarkan ketika sedang mencari rumah. Kadang itu pun masih suka ada hal2 kecil yang terlewat dan baru disadari kalau memang sudah tinggal di rumah tersebut. Bahkan, untuk menilai nyaman atau tidaknya sebuah rumah, benar2 harus setelah melewati keempat musim.
Dan mencari rumah di Frankfurt atau mungkin kota besar secara umum memang sulit. Pertama karena harus berebutan, karena memang banyak saingannya. Apalagi saat ini menjelang awal tahun ajaran baru buat para mahasiswa. Dan yang tinggal di Frankfurt bukan hanya mahasiswa dari Frankfurt saja, tapi juga kota2 di sekitarnya seperti Darmstadt, Mainz, Wiesbaden, Rüsselsheim, Offenbach, bahkan Fulda dan Gießen. Lapangan pekerjaan di Frankfurt juga cukup banyak karena di sana ada airport terbesar di Jerman, bursa saham, dsb; dan itu membuat semakin banyak orang yang ingin tinggal di sana. Otomatis biaya hidup dan harga rumah (sewa maupun beli) juga selangit. Bisa 1,5 sampai 2 kali lipat dibandingkan kota kecil seperti Fulda... huhuhu...
Setelah 4-5 kali bolak-balik ke Frankfurt dan melihat belasan apartemen, akhirnya gue menemukan dan mendapat apartemen di sana....
Tempatnya berlokasi di Frankfurt-Griesheim; hanya 1 Halte S-Bahn dari Frankfurt Hbf (main station), which is cukup di tengah kota. Besarnya sekitar 70 qm dan mempunyai 2 kamar (kamar tidur dan living room), dapur yang agak luas, kamar mandi dengan bathtub + wc, dan gudang kecil (paling 1,5x1,5m). Jauh lebih kecil dari rumah kita yang sekarang, tapi oke juga lah. Apalagi gedungnya bukan gedung tua, jendelanya bagus, ruangannya terang (banyak cahaya matahari masuk), dan yang pasti.. gue jatuh cinta ketika pertama kali menginjakkan kaki di sana. Bahkan gue sudah jatuh cinta ketika melihat fotonya di internet. Kalau dipikir2, mencari rumah juga seperti mencari jodoh juga ya... :) Harganya memang jauh lebih mahal daripada rumah kita yang sekarang, tapi setelah membandingkan sana sini, memang harga rata2 rumah di Frankfurt yaa segitu... Apalagi kita gak harus bayar makelar sampai seribu euro lebih dan gak harus beli dapur extra karena memang sudah ada...
Jadi... ab bulan Oktober, kita tinggal di Frankfurt !!!
Awalnya sih kita gak gitu kepikiran untuk pindah karena kemungkinan untuk bolak-balik memang selalu ada..., mempertimbakan Ody yang bakal sering dikirim ke kota2 lain gak perlu cape2 pindah ke Frankfurt karena toh di stay di Fulda juga bisa.. (tapi memang guenya sih yg bakal berat banget untuk lanjut bolak-balik ke Darmstadt dan pulang ke Fulda tanpa ada yang menyambut dengan makanan yang sudah di atas meja :P ).
Eniwei... akhirnya kita memutuskan untuk pindah. Dan karena Ody masih harus kerja tiap hari di kantor yang lama, dan gue sedang libur dan "gak ngapa2in".. Jadi, gue yang bertugas mencari tempat tinggal baru... Dimulai dari mencari, bikin janji dengan yang punya, sampai extra ke sana untuk melihat rumahnya, dan membuat segala pertimbangan yang ada...
Gue sampe bikin list tentang hal2 yang harus diperhatikan dalam mencari tempat tinggal....
1. Ada berapa kamar?
2. Luasnya berapa?
3. Harga totalnya berapa? (Kaltmiete/NK/Strom/usw)
4. Lokasinya dimana? deket gak sama halte? dan seberapa jauh dari pusat kota? daerahnya serem gak? deket supermarket gak? dst, dst dst...
5. Apakah harus bayar Provision? (biaya makelar)
6. Apakah itu gedung tua atau baru? dan bagaimana keadaannya?
7. Bagaimana sistem pemanas ruangan dan air panasnya?
8. Bagaimana sambungan internetnya?
9. TVnya pake kabel atau satelit?
10. Apakah ada dapur? (lengkap dengan kompor, kulkas, lemari, dll)
11. Apakah ada sambungan untuk mesin cuci? di mana? (biasanya di kamar mandi, dapur, atau di basement)
12. Apakah ada Hausmeister? biayanya udah termasuk NK belom?
13. Ada di lantai berapa? kalau tinggi, ada lift gak? kalau lantai dasar langsung menghadap ke jalan gak? (maklum, Frankfurt kan agak serem dengan kriminalitasnya)
14. Jendelanya bagaimana? baru/tua? 1 lapis atau 2 lapis? dicht ngga? ada rolladen gak? angin bisa masuk lewat pinggirannya gak? tahan dingin gak?
15. Keran airnya gimana? ribet gak buat nyetel air panas/dingin?
16. Lantainya dari apa? pake parket?karpet?laminat? dingin gak? reot gak?
17. WC dan kamar mandinya bareng atau pisah? (berhubung gue gak suka WC yang terpisah dengan kamar mandi)
18. Bagaimana akustiknya? kalau berisik dikit kedengeran sampe tetangga gak? (atau sebaliknya)
19. Dapet gudang di basement gak? berapa besar? bisa taro sepeda gak?
20. Bagaimana dengan balkon dan taman?
21. dan yang paling penting... apakah gue merasa nyaman ketika masuk ke apartemen tsb? (intinya, jatuh cinta pada pandangan pertama memegang peranan yang sangat penting!)
Kira2 begitulah pertanyaan2 yang selalu gue lontarkan ketika sedang mencari rumah. Kadang itu pun masih suka ada hal2 kecil yang terlewat dan baru disadari kalau memang sudah tinggal di rumah tersebut. Bahkan, untuk menilai nyaman atau tidaknya sebuah rumah, benar2 harus setelah melewati keempat musim.
Dan mencari rumah di Frankfurt atau mungkin kota besar secara umum memang sulit. Pertama karena harus berebutan, karena memang banyak saingannya. Apalagi saat ini menjelang awal tahun ajaran baru buat para mahasiswa. Dan yang tinggal di Frankfurt bukan hanya mahasiswa dari Frankfurt saja, tapi juga kota2 di sekitarnya seperti Darmstadt, Mainz, Wiesbaden, Rüsselsheim, Offenbach, bahkan Fulda dan Gießen. Lapangan pekerjaan di Frankfurt juga cukup banyak karena di sana ada airport terbesar di Jerman, bursa saham, dsb; dan itu membuat semakin banyak orang yang ingin tinggal di sana. Otomatis biaya hidup dan harga rumah (sewa maupun beli) juga selangit. Bisa 1,5 sampai 2 kali lipat dibandingkan kota kecil seperti Fulda... huhuhu...
Setelah 4-5 kali bolak-balik ke Frankfurt dan melihat belasan apartemen, akhirnya gue menemukan dan mendapat apartemen di sana....
Tempatnya berlokasi di Frankfurt-Griesheim; hanya 1 Halte S-Bahn dari Frankfurt Hbf (main station), which is cukup di tengah kota. Besarnya sekitar 70 qm dan mempunyai 2 kamar (kamar tidur dan living room), dapur yang agak luas, kamar mandi dengan bathtub + wc, dan gudang kecil (paling 1,5x1,5m). Jauh lebih kecil dari rumah kita yang sekarang, tapi oke juga lah. Apalagi gedungnya bukan gedung tua, jendelanya bagus, ruangannya terang (banyak cahaya matahari masuk), dan yang pasti.. gue jatuh cinta ketika pertama kali menginjakkan kaki di sana. Bahkan gue sudah jatuh cinta ketika melihat fotonya di internet. Kalau dipikir2, mencari rumah juga seperti mencari jodoh juga ya... :) Harganya memang jauh lebih mahal daripada rumah kita yang sekarang, tapi setelah membandingkan sana sini, memang harga rata2 rumah di Frankfurt yaa segitu... Apalagi kita gak harus bayar makelar sampai seribu euro lebih dan gak harus beli dapur extra karena memang sudah ada...
Jadi... ab bulan Oktober, kita tinggal di Frankfurt !!!
Cloverfield
Awalnya, tujuan kita extra mampir ke tempat sewa DVD sebenarnya untuk meminjam film 21. Tapi... karena kehabisan, jadi film ini lah yang terpilih untuk ditonton. Dan ternyata... film ini benar2 film sangat unik dan cukup berkesan buat gue...

Ceritanya sih sebenarnya sangat simple; yaitu tentang New York yang tiba2 kedatangan mahluk raksasa aneh yang jalan2 sambil menghancurkan kota. Kira2 mirip2 Godzilla lah....cuman, dikemas dengan cara yang jauh berbeda...
Sepanjang film, penonton dibuat seakan2 melihat keseluruhan cerita itu melalui sebuah video camera. Jadi, bisa dibilang sepanjang plot yang ada di film merupakan sudut pandang sebuah kamera yang dibawa2 oleh orang biasa -alias penghuni Manhattan- yang menjadi saksi mata seluruh kejadian ketika monster aneh itu datang menyerang. Dan hal itu membuat keseluruhan film itu terlihat amat sangat realistis... (apalagi bintang filmnya gak ada yang gue kenal)...
Gue, sebagai penonton, jadi benar2 bisa membayangkan bagaimana rasanya apabila gue terjebak di rentetan kejadian menyeramkan itu. Dan sepanjang film, gue juga benar2 merasa tegang, panik, takut, dan ingin ikutan lari... atau teriak2 "cepetaaaaann!!!!"

Ceritanya sih sebenarnya sangat simple; yaitu tentang New York yang tiba2 kedatangan mahluk raksasa aneh yang jalan2 sambil menghancurkan kota. Kira2 mirip2 Godzilla lah....cuman, dikemas dengan cara yang jauh berbeda...
Sepanjang film, penonton dibuat seakan2 melihat keseluruhan cerita itu melalui sebuah video camera. Jadi, bisa dibilang sepanjang plot yang ada di film merupakan sudut pandang sebuah kamera yang dibawa2 oleh orang biasa -alias penghuni Manhattan- yang menjadi saksi mata seluruh kejadian ketika monster aneh itu datang menyerang. Dan hal itu membuat keseluruhan film itu terlihat amat sangat realistis... (apalagi bintang filmnya gak ada yang gue kenal)...
Gue, sebagai penonton, jadi benar2 bisa membayangkan bagaimana rasanya apabila gue terjebak di rentetan kejadian menyeramkan itu. Dan sepanjang film, gue juga benar2 merasa tegang, panik, takut, dan ingin ikutan lari... atau teriak2 "cepetaaaaann!!!!"
Monday, August 18, 2008
Usia Pernikahan mempengaruhi kemesraan
lol....
fwd-an ini kocak juga...
soal bener ato ngga, bisa dijawab sendiri :P
Sebelum Bobo:
fwd-an ini kocak juga...
soal bener ato ngga, bisa dijawab sendiri :P
Sebelum Bobo:
6 weeks: Selamat bobo sayang, mimpi indah ya, mmmuach.
6 months: Tolong matiin lampunya, silau nih.
6 years : Kesana-an doong... kamu tidur dempet2an kayak mikrolet gini sih?!
Pake Toilet:
6 weeks : nggak apa2, kamu duluan deh, aku nggak buru2 koq.
6 months: masih lama nggak nih?
6 years : brug! brug! brug! (suara pintu digedor), kalo mau tapa di gunung kawi sono!
Ngajarin Nyetir:
6 weeks : hati2 say, injek kopling dulu baru masukin perseneling ya
6 months: pelan2 dong lepas koplingnya.
6 years : pantesan sering ke bengkel, masukin persenelingnya aja kayak gini!
Balesin SMS:
6 weeks: iya sayang, bentar lagi nyampe rumah koq, aku beli Martabak kesukaanmu dulu ya....
6 months: mct bgt di jln nih
6 years : ok
Dating process:
6 weeks : I love U, I love U, I love U.
6 months : Of course I love U.
6 years : Ya iyalah!! Kalau aku tdk cinta kamu, ngapain nikah sama kamu??
Back from Work:
6 weeks : Honey, aku pulang...
6 months : I'm BACK!!
6 years : Si mbok masak apa hari ini??
Hadiah (ulang tahun):
6 weeks : Sayangku, kuharap kau menyukai cincin yang kubeli
6 months : Aku membeli lukisan, nampaknya cocok dengan suasana ruang tengah
6 years : Nih duitnya, loe beli sendiri deh yang loe mau
Telepon:
6 weeks : Baby, ada yang pengen bicara ama kamu di telpon
6 months : Eh...ini buat kamu nih...
6 years : WOOIII TELPON BUNYI TUUUHHH... ANGKAT DUOOONG!!!
Masakan:
6 weeks : Wah, tak kusangka rasa makanan ini begitu lezaattt!!
6 months : Kita makan apa malam ini??
6 years : HAH? MAKANAN INI LAGI?
Apology:
6 weeks : Udah nggak apa-apa sayang, nanti kita beli lagi ya
6 months : Hati2! Nanti jatuh tuh!
6 years : KAMU NGGAK NGERTI2 YA, DAH BERIBU2 KALI AKU BILANGIN!!!
Baju baru:
6 weeks : Duhai kasihku, kamu seperti bidadari dengan pakaian itu
6 months : Lho, kamu beli baju baru lagi?
6 years : BELI BAJU ITU HABIS BERAPA??
Planning for Vacations:
6 weeks : Gimana kalau kita jalan2 ke Amerika atau ketempat yg kamu mau, honey?
6 months : Ke Surabaya naik bis aja ya, nggak usah pakai pesawat...
6 years : JALAN2? DIRUMAH AJA KENAPA SEH? NGABISIN UANG AJA!
TV:
6 weeks : Baby, apa yg pengen kita tonton malam ini ?
6 months : Sebentar ya, filmnya bagus banget nih.
6 years : JANGAN DIGANTI2 DONG CHANNELNYA AH! GAK BISA LIAT ORANG SENENG DIKIT APA?!
Monday, August 11, 2008
Airport
Ada begitu banyak kejadian menarik yang bisa dilihat di airport.....
Wajah2 bahagia ketika menjemput seseorang yang disayang...
dan sebaliknya... wajah2 sedih ketika mengantar serta detik2 menjelang perpisahan...
Wajah2 ceria sebuah keluarga yang ingin pergi liburan ke tempat yang diidam2kan...
dan wajah2 lelah mereka yang habis bepergian dan lega ketika mereka sudah kembali ke tanah air...
Wajah2 serius orang2 yang pergi ke suatu kota untuk keperluan pekerjaan...
Wajah2 ngantuk orang2 yang sudah berjam2 duduk di pesawat dan sedang transit menunggu pesawat berikutnya....
Wajah2 orang kesal ketika harus berargumen dengan petugas ketika barang yang mereka bawa ternyata overweight...
dan wajah2 panik orang2 yang harus membongkar kopernya dan ketika diperiksa ada beberapa barang penting yang tidak boleh dibawa naik ke pesawat....
Wajah2 bingung orang yang ketinggalan pesawat...
Dan wajah2 iri orang2 seperti gue... yang sedang mengantar seorang teman pulang ke tanah air....
Tapi setidaknya... airport sudah membuat gue merasa satu langkah lebih dekat dengan kampung halaman :)
Wajah2 bahagia ketika menjemput seseorang yang disayang...
dan sebaliknya... wajah2 sedih ketika mengantar serta detik2 menjelang perpisahan...
Wajah2 ceria sebuah keluarga yang ingin pergi liburan ke tempat yang diidam2kan...
dan wajah2 lelah mereka yang habis bepergian dan lega ketika mereka sudah kembali ke tanah air...
Wajah2 serius orang2 yang pergi ke suatu kota untuk keperluan pekerjaan...
Wajah2 ngantuk orang2 yang sudah berjam2 duduk di pesawat dan sedang transit menunggu pesawat berikutnya....
Wajah2 orang kesal ketika harus berargumen dengan petugas ketika barang yang mereka bawa ternyata overweight...
dan wajah2 panik orang2 yang harus membongkar kopernya dan ketika diperiksa ada beberapa barang penting yang tidak boleh dibawa naik ke pesawat....
Wajah2 bingung orang yang ketinggalan pesawat...
Dan wajah2 iri orang2 seperti gue... yang sedang mengantar seorang teman pulang ke tanah air....
Tapi setidaknya... airport sudah membuat gue merasa satu langkah lebih dekat dengan kampung halaman :)
Subscribe to:
Posts (Atom)