Sunday, November 23, 2008

Vantage Point & 11:14

Vantage Point


Film ini gue tonton di DVD beberapa waktu lalu. Awalnya memang tidak tertarik, tapi ternyata bagus juga... dan entah kenapa mengingatkan gue terhadap 11:14. Yang bikin mirip buat ceritanya, tetapi kemasannya.

Thema film ini memang gak jauh2 dari thema film action belakangan ini : tentang teroris dan penembakan terhadap presiden Amerika Serikat. Cukup klasik sih... tapi lagi2, gue suka film ini karena pembawaan ceritanya.

Judul Jerman film ini adalah "8 Blickwinkel", yang berarti "8 Sudut Pandang"... karena film ini memang dibagi menjadi 8 bagian... Masing2 menceritakan cerita yang sama, hanya saja dari 8 sudut pandang yang berbeda. Yang lebih penting lagi, ceritanya dimulai dari jam yang sama, yaitu jam 12 siang...


11:14


11:14 termasuk salah satu film favorit gue yang sampai detik ini masih berkesan buat gue. Film ini juga terbagi menjadi beberapa bagian, sekilas terlihat seperti ingin menceritakan hal yang berbeda, tapi ternyata ceritanya sebenarnya sebuah satu kesatuan....

Tentang si A yang lagi asik2 nyetir sambil mabuk dan telponan,tiba2 ada mayat jatuh di atas mobilnya
Si B dkk yang menjadi pelaku tabrak lari
Si C yang ngerampok karena butuh uang untuk membiayai pacar dan "anak"nya
Si D yang menemukan mayat yang di"bunuh" anaknya, dan diam2 membuang mayat itu dari atas jembatan
Si E yang punya pacar banyak, gak sengaja membunuh salah satunya, dan kemudian menjadi korban tabrak lari saat menelpon seseorang yang lagi nyetir mobil

Dan klimaks tiap ceritanya terjadi pada jam 11:14....



Benar2 seperti melihat sebuah beberapa lukisan yang berbeda, tapi menceritakan sebuah cerita yang sama.... :)

Winter Hater...

Gue benci winter karena :

# dingin
# kalo mao keluar rumah jadi ribet karena harus pake baju berlapis2
# harus sering2 cek cuaca dan suhu
# kulit jadi super kering
# kena Blasenentzündung
# langit terlihat suram, dan bikin mood suram juga
# jam 8 pagi masih gelap, dan jam 4 sore udah gelap lagi (lagi2 bikin bt)
# bikin susah bangun pagi
# jalanan yang jadi beku bikin gampang terpeleset
# sering terjadi kecelakaan lalulintas
# kereta jadi makin sering telat
# salju yang bikin segala sesuatu jadi menyebalkan
# bikin males keluar rumah
# bikin makan jadi banyak dan laper terus2an
# bikin pengen tidur terus dan malas ngapa2in, apalagi olahraga
# jadi ada biaya extra karena harus nyalain heater
# sering sakit kepala ketika menghadapi perubahan dari dingin ke hangat (misalnya dari luar masuk ke dalam gedung yang hangat)


Herannya, kenapa dulu gue sempet pengen hidup di negara 4 musim ya?

Saturday, November 22, 2008

Home Sweet Home

Sudah hampir 2 bulan gue tinggal di apartemen baru ini. Bisa dibilang sudah lumayan beradaptasi lagi... Kalo dipikir2, apartemen ini merupakan tempat tinggal ke-8 gue selama gue hidup.


1. Gading Elok (Kelapa Gading - Jakarta)

Rumah mungil Jl. Gading Elok Utara ini merupakan tempat tinggal gue selama 16 tahun.. Benar2 rumah yang gak akan gue lupakan karena gue lahir dan besar di sana. Rumah ini memiliki 3 kamar; 1 kamar utama (beserta kamar mandi) tempat bokap nyokap tidur dan 2 kamar tidur anak. Dulu gue dan kakak gue tidur di satu kamar, dan kamar yang satu lagi jadi kamar tamu.. Tapi sejak masuk SD, kita punya kamar2 masing2.

Kamar gue berukuran 3x3m dengan 1 jendela menghadap ke ruang cuci. Karena tidak menerima sinar matahari langsung yang intensif ditambah AC yang dingin, kamar ini menjadi kamar favorit buat tidur siang :P Bahkan teman2 yang suka datang ke rumah kadang jadi ikutan ketiduran juga... ^^

Sayangnya, orang yang tinggal di ini setelah kita merenovasi habis2an rumah ini... jadi tiap kali gue iseng mampir lagi ke sana, gue cuman bisa menatap sedih perubahan2 yang ada....

2. Villa Gading Indah (Kelapa Gading - Jakarta)

Di bulan Desember 1999 kita pindah rumah. Waktu itu gue masih kelas 1 SMU, dan kakak gue udah berangkat ke Jerman. Rumah baru ini masih di Kelapa Gading, jadi gue cuman harus beradaptasi dengan kamar yang baru saja. Rumah kali ini jauh lebih besar daripada rumah yang pertama, bisa dibilang rumah ini merupakan rumah impian bokap n nyokap gue karena sebagian besar designnya mereka sendiri yang menentukan..

Kamar baru gue berukuran 4x5m.. jauh lebih besar daripada kamar yang dulu.. dan yang pasti... kali ini gue punya kamar mandi sendiri... jadi cukup praktis dan gak harus berebutan kamar mandi lagi... Kamar ini punya 3 jendela besar menghadap halaman belakang.. berhubung di halaman belakang ada kolam ikan yang ada sistem "air terjun mini"nya... Jadi kalo lagi bosen dengerin musik, bisa denger bunyi percikan air dari sana...

Tiap kali gue pulang indo, gue masih tetap bisa menikmati kamar kesayangan gue ini (Setidaknya gue masih berasa "pulang ke rumah", dibandingkan kakak gue yang gak pernah merasa benar2 tinggal di situ).. Nyokap pun berusaha untuk tidak merubah apa2. Jadi terakhir kali gue pulang, keadaan kamar ini tetap sama seperti sewaktu gue tinggalin 6 tahun yang lalu... Tapi beberapa bulan yang lalu nyokap kedatangan beberapa "tamu agung", dan terpaksa merubah kamar gue agar bisa ditiduri beberapa orang orang... *sigh*

3. HaDiKo (Karlsruhe)

Hadiko merupakan singkatan dari Hans Dickmann Kolleg, sebuah asrama tempat tinggal mahasiswa yang terdiri dari 5 gedung K1 sampai K5. Gue tinggal di kamar mungil di gedung K2 lantai 3. Kamarnya berukuran sekitar 2,5x3m, punya 1 tempat tidur, 1 meja belajar + lampunya, 1 rak buku, 1 lemari baju, dan 1 wastafel kecil. Kamar mandi, WC, dan dapur dipakai bersama 12 mahasiswa lainnya.

Waktu tinggal di situ, kebetulan memang lagi di tengah liburan summer di saat tetangga2 lagi pada pulang kampung. Jadi gue cuman kenal 2-3 orang yang saat itu gak pulang dan untungnya mereka lumayan bisa bahasa inggris.. Ada banyak anak indo yang tinggal di Hadiko. Bahkan sepupu gue tinggal 1 lantai di bawah.. jadi gue gak kayak anak ayam yang panik di tempat baru :P

Sayangnya gue cuman bisa tinggal di sana selama 2 bulan...

4. JS2 (masih di Karlsruhe)

JS2 (singkatan dari Josef-Schoferstr. 2) adalah sebuah dormitory yang baru jadi di tahun 2002. Bisa dibilang, gue lah orang yang pertama menempati kamar 412 di situ. Kamar ini berada di lantai 4 (lumayan...olah raga^^) , luasnya sekitar 25qm, punya kamar mandi dan dapur sendiri, plus ada balkonnya :)

JS2 memang agak jauh dari pusat kota.. dan kalo pulang malem memang agak serem karena jalanan dari Halte ke pintu masuknya memang gelap... cukup membuat jantung deg2an ngebayangin yang ngga2. Apalagi halte tramnya penuh dengan graffiti... huhuhu...

Gue tinggal di sana selama 2 tahun... walaupun Hausmeisternya super rese, tapi kamar ini sangat berkesan dan banyak kenangannya juga...

5. Schwalbacherstr. (Gallusviertel, Frankfurt am Main)

Keputusan gue untuk pindah jurusan memang banyak membuat perubahan dalam hidup gue.. salah satunya meninggalkan Karlsruhe. Selama summer 2004, gue pontang-panting mencari kamar baru di Darmstadt dan Frankfurt. Dan setelah desperate karena gak dapet2, Manuel yang baik menerima gue untuk tinggal di kamar kosong di apartemennya.

Gedungnya memang tua dan daerahnya juga agak serem.. tapi kamarnya lumayan nyaman lah.. Berukurang sekitar 16qm dan langit2nya tinggi. Sayangnya kamar mandinya super kecil dan wcnya terpisah. Dindingnya juga tipis, jadi kalau Manuel lagi XXX sama ceweknya.. gue cuman bisa pura2 gak denger... ^^

Sayangnya, gue cuman bisa tinggal di sana selama 2 bulan saja...

6. Feldbergstr. (Darmstadt)

Setelah pencarian yang panjang, akhirnya dapet juga sebuah kamar berukuran 16qm di Darmstadt... dan asiknya lagi cuman 10 menit jalan kaki sampai kampus... Hanya saja, harganya selangit! Kali ini gue ngeshare sama Rafii, orang dari Marokko. Pusing emang dapet mitbewohner yang satu ini... dan akhirnya gue gak betah dan bawaannya malah "pulang" ke Fulda. Dan kamar ini pun hanya menjadi tempat gue buat naro barang doang... :(

7. Heinrichstr. (Fulda)

Ok, gue mengakui bahwa keputusan untuk pindah ke Fulda memang agak gila. Karena Fulda memang terletak di ujung dunia, dan gue membutuhkan waktu 2 jam untuk berangkat ke kampus... Untungnya masih masuk di semesterticket...

Waktu itu Ody memang pengen keluar dari dormnya dan gue juga udah gak tahan tinggal di Feldbergstr. karena berbagai macam alasan... sebenernya sih rencana awal sih nyari apartemen kecil buat Ody dan gue taruh mebel2 gue di sana dan gue sendiri bisa cari dorm di deket kampus yang udah möbliert.

Tapi mungkin memang sudah takdirnya kita menemukan apartemen yang satu ini. Letaknya di tengah kota, di dekat stasiun.. benar2 pas buat gue yang bakal bolak-balik naek kereta. Apartemennya berada di lantai 5 di sebuah gedung tahun 1885 (untungnya gak angker), luasnya sekitar 120qm.. punya 6 kamar, 1 dapur, 1 kamar mandi besar, 1 wc tamu extra, dan 1 ruang cuci baju... dan itu semua dengan harga sewa yang amat sangat murah...!

Gue masih inget banget gimana senengnya waktu pindah ke apartemen itu... Apalagi pemandangan dari jendela dapurnya keren banget... Walaupun gedung tua dan agak susah menghangatkan ruangan2nya, tapi tinggal di situ memang nyaman banget... mungkin karena kali ini nge-sharenya bareng pacar sendiri kali ya :)

Eniwei.. 2,5 tahun tinggal apartemen ini juga banyak kenangannya karena di sana jadi tempat ngumpulnya anak2 Fulda. Kalo kedatengan anak2 indo dari luar kota, nginepnya pasti di kita...

Makanya, keputusan mendadak buat meninggalkan Fulda dan apartemen ini memang cukup berat buat gue pribadi. Tapi mao gimana lagi?

8. Waldschulstr. (Griesheim, Frankfurt am Main)

Tentang apartemen ini udah pernah gue ceritain di posting yang lalu. Yah... sejauh ini, gue cukup puas sih... Ngebersihinnya jauh lebih gampang karena apartemennya memang jauh lebih kecil. Tapi karena kita tinggal di perempatan (walau perempatan kecil doang), debunya memang agak gila2an.

Tentang Waldschulstr. memang belum banyak yang bisa dikenang, bahkan kita masih harus banyak menghias apartemen mungil ini supaya lebih nyaman lagi... Masih harus pasang gorden dan mempermanis ruangan.. (gue sampe udah diwanti2 Ody supaya jangan beli pajangan yang aneh2 yang bikin penuh kamar ^^)

Friday, November 21, 2008

spoiler 7 seeds 13


Sebenernya manganya udah dibeli beberapa bulan yang lalu.. tapi gak kesampean melulu buat nulis spoilernya..

So....
Volume ini diawali dengan keputusan Team Musim Panas B untuk memulai perjalanan demi membantu Arashi mencari Hana.

Lalu alur ceritanya kembali beralih ke Team Musim Panas A dimana Madonna merasa frustasi dengan keadaan alam di masa depan yang jauh berbeda dengan apa yang ia pelajari dulu. Dan tiba2 ia menemukan Nobita (dari Team Musim Gugur) dalam keadaan sekarat di tengah rawa. Tanpa memberitahu ke seluruh team-nya, Madonna menolong Nobita dan menyembunyikan ke tempat yang aman, setelah itu meminta Ban untuk mengobatinya. Dan diam2 Nobita dijadikan kelinci percobaan oleh Madonna untuk ngetes tanaman yang ia pilih beracun atau tidak.

Tapi tidak lama kemudian keberadaan Nobita ketahuan oleh Ango (dan tentu saja seluruh anggota teamnya). Ango pun shock melihat Nobita yang begitu mirip dengan Shigeru ketika masih kecil... dan seketika itu juga menyadari bahwa itu bukan Shigeru dan tanpa alasan memaksa Nobita untuk memanjat tebing... dan... kebayang kan reaksi anak kecil yang gak tau apa2 tiba2 dipaksa manjat tebing tanpa alat pengaman atau bantuan? Melihat reaksi itu, Ango merasa marah dan kecewa.. intinya ia tidak terima kenapa Nobita yang lemah terpilih sedangkan Shigeru tidak?

Di saat yang sama, Hana beserta Team Musim Gugur melanjutkan perjalanan bersama untuk kembali ke Team Musim Semi. Tapi ternyata desa yang Team Musim Semi bangun waktu itu sudah hancur dan tidak ada seorang pun di sana...

Nobita tetap dirawat oleh mereka sampai keadaannya pulih kembali, dan suatu malam Nobita tidak sengaja mendengar argumentasi antara Madonna dan Ban (Ban sebagai "dokter" tentu saja tidak terima maksud buruk Madonna terhadap Nobita). Menyadari dirinya dalam keadaan bahaya, Nobita pun lari tapi segera ketahuan dan tertangkap kembali. Untungnya sebelum tertangkap ia sempat bertemu dengan salah satu anjingnya Aramaki dan memintanya untuk menyampaikan pesan melalui sehelai daun.

Pesan itu tersampaikan dan membuat Hana beserta yang lainnya mencari Nobita dan shock (bahkan Ran pun shock) ketika melihat Nobita menjadi umpan berburu Team Musim Panas A.

Dan konfrontasi antara Hana dkk dan Team Musim Panas A kembali terjadi.... (gue tulis point2 pentingnya aja yah.. )

#Hana diam2 masuk ke desa Team Musim Panas A untuk menyelamatkan Nobita dan Aramaki membuat keributan di tempat lain untuk mengalihkan perhatian....
# Tapi Hana ketahuan oleh Ango dan Ryou... dan menjadi tawanan juga...
# Koruri yang tidak tahu apa2 karena terbang terus, bertemu dengan Haru yang sedang bermain musik..
# Koruri tertangkap oleh Team Musim Gugur
# Trauma Gengorou yang muncul kembali ketika melihat Fubuki dan Mitsuru...
# Aramaki juga tertangkap
# Serangan kawanan kelelawar putih yang mengganggu konflik diantara mereka...
# Team Musim Gugur juga diserang oleh kelelawar putih dan membuat mereka luka parah..
# Koruri dilepaskan oleh Haru dan pergi kembali ke teman2 Teamnya untuk meminta bantuan..

So... pertanyaan berikutnya....
apakah akan ada damai diantara kedua team tersebut?

Friday, October 31, 2008

Daylight Saving

Pertama kali mengenal istilah itu ketika nyokap punya wecker digital baru. Weckernya emang agak ribet dilihat karena banyak keterangan yang membingungkan buat gue yang waktu itu masih berumur 10 tahun. Di situ ada gambar peta dunia, dimana kita bisa nyetel waktu sesuai dimana kita berada (dan tentu saja waktu itu garisnya menunjukkan tempat di mana Jakarta berada) dan berbagai macam pencetan aneh lainnya.

Tombol "Daylight Saving" menjadi pertanyaan gue waktu itu. Karena malas nanya, gue jadi cari tau sendiri dengan memainkan benda itu (untungnya sih gak sampai rusak). Ada beberapa kota atau negara yang jamnya entah kenapa jadi berubah ketika tombol itu dinyalakan, tapi entah kenapa hal itu gak akan bisa berpengaruh buat Jakarta. Bukannya tambah ngerti, malah jadi makin bingung..... ^^

Pertanyaan itu terjawab beberapa waktu kemudian, tapi gue baru benar2 merasakan arti "Daylight Saving" ketika berada di Eropa. Memang aneh rasanya ketika seakan2 diberi hadiah 1 jam gratis di saat menjelang musim dingin, dan dicuri 1 jam ketika asik2 menikmati matahari ketika musim panas hampir dimulai.

Yang paling berdampak dari pergeseran waktu ini adalah keberadaan matahari. Kalau winter, matahari terasa terbit lebih awal dan tenggelam lebih cepat juga, begitu juga sebaliknya. Untuk membiasakan itu kadang membutuhkan waktu yang lama , apalagi buat gue yang dibesarkan di iklim tropis di mana terbit dan tenggelamnya matahari hampir tidak mengalami perubahan yang besar sepanjang tahunya.

Eniwei, waktu pertama kali diberi hadiah satu jam, gue merasa menjadi makin jauh dengan Jakarta. Mungkin karena perbedaan waktu yang tadinya 5 jam (ketika baru nyampe di Jerman) tiba2 menjadi 6 jam.

Dan gara2 itu juga jadi agak ribet menjawab pertanyaan "Sudah berapa jam saya hidup di dunia ini?" :P


"Early to bed, and early to rise, makes a man healthy, wealthy and wise"
-Benjamin Franklin-