Friday, August 03, 2012

Percaya Gak Percaya

Banyak pepatah yang mengatakan untuk selalu mendengarkan nasehat orang tua, atau orang yang lebih tua. Hal ini bisa dimengerti, karena biasanya mereka sudah mempunyai pengalaman yang lebih banyak daripada kita; istilahnya sudah banyak makan "asam dan garam dunia" (serta asam dan garam beneran).

Tapi kadang nasehat2 dari mereka yang tua2 bukan hanya sekedar berbau moral, melainkan segala sesuatu yg berbau mistis, seperti:
"KATANYA gak boleh begitu, soalnya BISA BAWA SIAL... "

Apakah kita sebagai generasi yg lebih muda dan lebih modern harus selalu menuruti nasehat mereka... walaupun alasannya tidak logis?

Mungkin kebanyakan akan menjawab "iya" karena tidak mau dicap durhaka.

Sekarang pertanyaan selanjutnya: apakah kita sebagai generasi sekarang akan memberikan nasehat yg sama ke anak2 kita dan generasi selanjutnya walaupun menurut kita sendiri alasannya tidak masuk akal?

Mungkin banyak juga yang akan menjawab "iya" karena mereka merasa lebih nyaman untuk percaya akan hal itu. Percaya gak percaya.. mendingan percaya aja deh... daripada ntar malah kejadian yg ngga2... Dan mitos2 itu pun terus berlanjut turun temurun.

Kadang gak cuma menghindari segala sesuatu yg membawa sial, tapi juga mengejar sesuatu yg bawa hoki (padahal belom tentu). Misalnya orang2 yg berebutan venue untuk menikah atau ngantri operasi caesar supaya bayinya lahir di tanggal2 bagus. Atau ada orang yg terobsesi pada angka tertentu karena membawa untung buat bisnisnya dan menyalahkan angka tertentu apabila membawa malapetaka.

Buat gue pribadi, kadang nasehat2 yang gak masuk akal tersebut lebih terasa seperti upaya orang2 di sekitar untuk "nyumpahin" gue supaya gue jadi sial. Misalnya seorang teman yang bilang ke gue bahwa, "memakai baju pengantin 2 kali itu sama dengan membawa kesialan di rumah tangga berikutnya" akhirnya terdengar seakan2 dia mengatakan, "gue sumpahin elo suatu saat akan bercerai dengan suami lo!"... walaupun gue yakin bukan itu maksud dia yang sebenarnya.

Sama seperti kejadian dimana nyokap mati2an melarang gue dan kakak gue menikah di tahun yang sama. Alasannya karena dulu dia dan adiknya juga menikah di tahun yang sama, lalu beberapa tahun kemudian rumah tangga oom gue hancur berantakan. Padahal yang membuat hancur bukan karena mereka menikah di tahun yang sama, tetapi karena konflik intern yang terjadi di keluarga mereka. Tapi kenapa malah yang membuat trauma justru karena hal2 mistis yang sebenernya gak ada hubungannya?


Memang harus diakui bahwa kita manusia mempunyai keterbatasan2 tertentu. Bahkan teknologi pun sampai saat ini masih belom bisa menjawab semua pertanyaan tentang dunia ini. Mungkin mitos2 itu tercipta untuk menjawab semua pertanyaan2 yg tak terjawab dan memberi alasan2 untuk semua pertanyaan "mengapa begini dan mengapa begitu?".

Bisa juga mitos itu timbul setelah orang2 jaman dahulu menemukan solusi untuk suatu masalah tertentu, dan solusi itu membawa hasil positif (padahal belon tentu hasil positif itu tercapai berkat solusi tersebut). Sebaliknya, mitos itu juga bisa timbul ketika mereka mencari kambing hitam atas semua kesialan yang terjadi.


No comments: