Saturday, August 30, 2008

mencari apartemen baru....

Sekitar 3 minggu yang lalu, Ody mengambil sebuah keputusan yang cukup "besar"... yang akhirnya berdampak juga ke diri gue... yaitu pindah kerjaan ke Frankfurt yang berarti kita harus pindah rumah ke sana.

Awalnya sih kita gak gitu kepikiran untuk pindah karena kemungkinan untuk bolak-balik memang selalu ada..., mempertimbakan Ody yang bakal sering dikirim ke kota2 lain gak perlu cape2 pindah ke Frankfurt karena toh di stay di Fulda juga bisa.. (tapi memang guenya sih yg bakal berat banget untuk lanjut bolak-balik ke Darmstadt dan pulang ke Fulda tanpa ada yang menyambut dengan makanan yang sudah di atas meja :P ).

Eniwei... akhirnya kita memutuskan untuk pindah. Dan karena Ody masih harus kerja tiap hari di kantor yang lama, dan gue sedang libur dan "gak ngapa2in".. Jadi, gue yang bertugas mencari tempat tinggal baru... Dimulai dari mencari, bikin janji dengan yang punya, sampai extra ke sana untuk melihat rumahnya, dan membuat segala pertimbangan yang ada...

Gue sampe bikin list tentang hal2 yang harus diperhatikan dalam mencari tempat tinggal....

1. Ada berapa kamar?
2. Luasnya berapa?
3. Harga totalnya berapa? (Kaltmiete/NK/Strom/usw)
4. Lokasinya dimana? deket gak sama halte? dan seberapa jauh dari pusat kota? daerahnya serem gak? deket supermarket gak? dst, dst dst...
5. Apakah harus bayar Provision? (biaya makelar)
6. Apakah itu gedung tua atau baru? dan bagaimana keadaannya?
7. Bagaimana sistem pemanas ruangan dan air panasnya?
8. Bagaimana sambungan internetnya?
9. TVnya pake kabel atau satelit?
10. Apakah ada dapur? (lengkap dengan kompor, kulkas, lemari, dll)
11. Apakah ada sambungan untuk mesin cuci? di mana? (biasanya di kamar mandi, dapur, atau di basement)
12. Apakah ada Hausmeister? biayanya udah termasuk NK belom?
13. Ada di lantai berapa? kalau tinggi, ada lift gak? kalau lantai dasar langsung menghadap ke jalan gak? (maklum, Frankfurt kan agak serem dengan kriminalitasnya)
14. Jendelanya bagaimana? baru/tua? 1 lapis atau 2 lapis? dicht ngga? ada rolladen gak? angin bisa masuk lewat pinggirannya gak? tahan dingin gak?
15. Keran airnya gimana? ribet gak buat nyetel air panas/dingin?
16. Lantainya dari apa? pake parket?karpet?laminat? dingin gak? reot gak?
17. WC dan kamar mandinya bareng atau pisah? (berhubung gue gak suka WC yang terpisah dengan kamar mandi)
18. Bagaimana akustiknya? kalau berisik dikit kedengeran sampe tetangga gak? (atau sebaliknya)
19. Dapet gudang di basement gak? berapa besar? bisa taro sepeda gak?
20. Bagaimana dengan balkon dan taman?
21. dan yang paling penting... apakah gue merasa nyaman ketika masuk ke apartemen tsb? (intinya, jatuh cinta pada pandangan pertama memegang peranan yang sangat penting!)

Kira2 begitulah pertanyaan2 yang selalu gue lontarkan ketika sedang mencari rumah. Kadang itu pun masih suka ada hal2 kecil yang terlewat dan baru disadari kalau memang sudah tinggal di rumah tersebut. Bahkan, untuk menilai nyaman atau tidaknya sebuah rumah, benar2 harus setelah melewati keempat musim.

Dan mencari rumah di Frankfurt atau mungkin kota besar secara umum memang sulit. Pertama karena harus berebutan, karena memang banyak saingannya. Apalagi saat ini menjelang awal tahun ajaran baru buat para mahasiswa. Dan yang tinggal di Frankfurt bukan hanya mahasiswa dari Frankfurt saja, tapi juga kota2 di sekitarnya seperti Darmstadt, Mainz, Wiesbaden, Rüsselsheim, Offenbach, bahkan Fulda dan Gießen. Lapangan pekerjaan di Frankfurt juga cukup banyak karena di sana ada airport terbesar di Jerman, bursa saham, dsb; dan itu membuat semakin banyak orang yang ingin tinggal di sana. Otomatis biaya hidup dan harga rumah (sewa maupun beli) juga selangit. Bisa 1,5 sampai 2 kali lipat dibandingkan kota kecil seperti Fulda... huhuhu...

Setelah 4-5 kali bolak-balik ke Frankfurt dan melihat belasan apartemen, akhirnya gue menemukan dan mendapat apartemen di sana....

Tempatnya berlokasi di Frankfurt-Griesheim; hanya 1 Halte S-Bahn dari Frankfurt Hbf (main station), which is cukup di tengah kota. Besarnya sekitar 70 qm dan mempunyai 2 kamar (kamar tidur dan living room), dapur yang agak luas, kamar mandi dengan bathtub + wc, dan gudang kecil (paling 1,5x1,5m). Jauh lebih kecil dari rumah kita yang sekarang, tapi oke juga lah. Apalagi gedungnya bukan gedung tua, jendelanya bagus, ruangannya terang (banyak cahaya matahari masuk), dan yang pasti.. gue jatuh cinta ketika pertama kali menginjakkan kaki di sana. Bahkan gue sudah jatuh cinta ketika melihat fotonya di internet. Kalau dipikir2, mencari rumah juga seperti mencari jodoh juga ya... :) Harganya memang jauh lebih mahal daripada rumah kita yang sekarang, tapi setelah membandingkan sana sini, memang harga rata2 rumah di Frankfurt yaa segitu... Apalagi kita gak harus bayar makelar sampai seribu euro lebih dan gak harus beli dapur extra karena memang sudah ada...

Jadi... ab bulan Oktober, kita tinggal di Frankfurt !!!

Cloverfield

Awalnya, tujuan kita extra mampir ke tempat sewa DVD sebenarnya untuk meminjam film 21. Tapi... karena kehabisan, jadi film ini lah yang terpilih untuk ditonton. Dan ternyata... film ini benar2 film sangat unik dan cukup berkesan buat gue...




Ceritanya sih sebenarnya sangat simple; yaitu tentang New York yang tiba2 kedatangan mahluk raksasa aneh yang jalan2 sambil menghancurkan kota. Kira2 mirip2 Godzilla lah....cuman, dikemas dengan cara yang jauh berbeda...

Sepanjang film, penonton dibuat seakan2 melihat keseluruhan cerita itu melalui sebuah video camera. Jadi, bisa dibilang sepanjang plot yang ada di film merupakan sudut pandang sebuah kamera yang dibawa2 oleh orang biasa -alias penghuni Manhattan- yang menjadi saksi mata seluruh kejadian ketika monster aneh itu datang menyerang. Dan hal itu membuat keseluruhan film itu terlihat amat sangat realistis... (apalagi bintang filmnya gak ada yang gue kenal)...

Gue, sebagai penonton, jadi benar2 bisa membayangkan bagaimana rasanya apabila gue terjebak di rentetan kejadian menyeramkan itu. Dan sepanjang film, gue juga benar2 merasa tegang, panik, takut, dan ingin ikutan lari... atau teriak2 "cepetaaaaann!!!!"

Monday, August 18, 2008

Usia Pernikahan mempengaruhi kemesraan

lol....
fwd-an ini kocak juga...
soal bener ato ngga, bisa dijawab sendiri :P


Sebelum Bobo:

6 weeks: Selamat bobo sayang, mimpi indah ya, mmmuach.
6 months: Tolong matiin lampunya, silau nih.
6 years : Kesana-an doong... kamu tidur dempet2an kayak mikrolet gini sih?!

Pake Toilet:

6 weeks : nggak apa2, kamu duluan deh, aku nggak buru2 koq.
6 months: masih lama nggak nih?
6 years : brug! brug! brug! (suara pintu digedor), kalo mau tapa di gunung kawi sono!

Ngajarin Nyetir:

6 weeks : hati2 say, injek kopling dulu baru masukin perseneling ya
6 months: pelan2 dong lepas koplingnya.
6 years : pantesan sering ke bengkel, masukin persenelingnya aja kayak gini!

Balesin SMS:

6 weeks: iya sayang, bentar lagi nyampe rumah koq, aku beli Martabak kesukaanmu dulu ya....
6 months: mct bgt di jln nih
6 years : ok

Dating process:

6 weeks : I love U, I love U, I love U.
6 months : Of course I love U.
6 years : Ya iyalah!! Kalau aku tdk cinta kamu, ngapain nikah sama kamu??

Back from Work:

6 weeks : Honey, aku pulang...
6 months : I'm BACK!!
6 years : Si mbok masak apa hari ini??

Hadiah (ulang tahun):

6 weeks : Sayangku, kuharap kau menyukai cincin yang kubeli
6 months : Aku membeli lukisan, nampaknya cocok dengan suasana ruang tengah
6 years : Nih duitnya, loe beli sendiri deh yang loe mau

Telepon:

6 weeks : Baby, ada yang pengen bicara ama kamu di telpon
6 months : Eh...ini buat kamu nih...
6 years : WOOIII TELPON BUNYI TUUUHHH... ANGKAT DUOOONG!!!

Masakan:

6 weeks : Wah, tak kusangka rasa makanan ini begitu lezaattt!!
6 months : Kita makan apa malam ini??
6 years : HAH? MAKANAN INI LAGI?

Apology:

6 weeks : Udah nggak apa-apa sayang, nanti kita beli lagi ya
6 months : Hati2! Nanti jatuh tuh!
6 years : KAMU NGGAK NGERTI2 YA, DAH BERIBU2 KALI AKU BILANGIN!!!

Baju baru:

6 weeks : Duhai kasihku, kamu seperti bidadari dengan pakaian itu
6 months : Lho, kamu beli baju baru lagi?
6 years : BELI BAJU ITU HABIS BERAPA??

Planning for Vacations:

6 weeks : Gimana kalau kita jalan2 ke Amerika atau ketempat yg kamu mau, honey?
6 months : Ke Surabaya naik bis aja ya, nggak usah pakai pesawat...
6 years : JALAN2? DIRUMAH AJA KENAPA SEH? NGABISIN UANG AJA!

TV:

6 weeks : Baby, apa yg pengen kita tonton malam ini ?
6 months : Sebentar ya, filmnya bagus banget nih.
6 years : JANGAN DIGANTI2 DONG CHANNELNYA AH! GAK BISA LIAT ORANG SENENG DIKIT APA?!

Monday, August 11, 2008

Airport

Ada begitu banyak kejadian menarik yang bisa dilihat di airport.....


Wajah2 bahagia ketika menjemput seseorang yang disayang...

dan sebaliknya... wajah2 sedih ketika mengantar serta detik2 menjelang perpisahan...

Wajah2 ceria sebuah keluarga yang ingin pergi liburan ke tempat yang diidam2kan...

dan wajah2 lelah mereka yang habis bepergian dan lega ketika mereka sudah kembali ke tanah air...

Wajah2 serius orang2 yang pergi ke suatu kota untuk keperluan pekerjaan...

Wajah2 ngantuk orang2 yang sudah berjam2 duduk di pesawat dan sedang transit menunggu pesawat berikutnya....

Wajah2 orang kesal ketika harus berargumen dengan petugas ketika barang yang mereka bawa ternyata overweight...

dan wajah2 panik orang2 yang harus membongkar kopernya dan ketika diperiksa ada beberapa barang penting yang tidak boleh dibawa naik ke pesawat....

Wajah2 bingung orang yang ketinggalan pesawat...

Dan wajah2 iri orang2 seperti gue... yang sedang mengantar seorang teman pulang ke tanah air....



Tapi setidaknya... airport sudah membuat gue merasa satu langkah lebih dekat dengan kampung halaman :)

Love Parade

Highway to Love
Dortmund, 19. 07. 2008


Love Parade pertama kali diadakan di Berlin pada tahun 1989, sekitar 4 bulan sebelum runtuhnya Tembok Berlin. Love Parade ini sebenarnya merupakan aksi demonstrasi yang mendukung perdamaian dunia melalui musik.

Sampai tahun 1996, Love Parade diadakan di Kurfürstendamm alias Ku'damm. Namun, karena massa yang datang terlalu banyak dan memadati jalanan2 di sekitarnya, maka pada tahun berikutnya parade ini dipindah ke Strasse des 17. Juni yang cukup luas untuk menampung ratusan ribu pendatang.

Hanya saja..., pada tahun 2007, pemerintah Berlin membatalkan acara tersebut yang sebelumnya sudah direncanakan pada tanggal 07. 07. 2007 (lagi2 angka bagus ^^). Setelah bernegosiasi dengan kota2 lain di Jerman, akhirnya kota2 di daerah Ruhr bersedia menjadi tuan rumah Love Parade berikutnya.

Di tahun 2008 ini, Dortmund dengan bangga menjadi tuan rumah. Katanya sih kali ini merupakan Love Parade yang paling banyak pendatangnya. Ada sekitar 1,6 juta pengunjung... dan gue salah satunya :)



Jam 6 pagi, gue bersama rekan2 seperjuangan, sudah duduk manis di kereta. Hari itu memang sudah direncanakan berbulan2 sebelumnya... dan kita semua tahu bahwa ini bakal jadi hari yang panjang.....

Perjalanan sampai di Dortmund Hbf berjalan 3,5 jam. Rencananya, kita bakal mampir ke rumah seorang teman (Yetty) yang kebetulan tinggal di sana untuk menaruh barang2 bawaan kita yang berat2.. Hanya saja, jalur U-Bahn dan beberapa kereta lain tidak beroperasi alias ditutup karena Love Parade. Jadi kita harus menggunakan jalur2 alternatif yang memakan waktu 1 jam lebih untuk bisa sampai ke tempat tujuan.

Sekitar jam 1 siang, kita sudah berada di jalanan tempat parade itu berlangsung. Dengan alkohol di tangan, kita sudah benar2 sudah siap untuk berjoged-ria. Masih ada waktu 1 jam sampai acara di mulai, namun cuaca hari itu sangat tidak bersahabat. Langit mendung, angin cukup kencang, dan hujan pun datang. Entah kenapa, tepat jam 2 siang awan2 hitam menyingkir dan langit mendadak cerah. Ody sampai berani taruhan bahwa si penyelenggara benar2 meyewa pawang hujan.

Ada sekitar 40 truck yang berjalan pelan2 mengelilingi Bundesstraße 1. Masing2 truck menjalankan musik2 elektronik yang berbeda, tapi gue sendiri gak gitu bisa bedain antara tekno, trance, house, dst, dsb, dll.... Yang penting rame deh... :)



Cuaca yang angot2an membuat kita cukup yakin, bahwa ada momen2 tertentu dimana si pawang tidak kuat lagi menahan sang hujan yang ngotot membasahi kita semua. Rintangan pun bukan hanya sekedar hujan yang membuat kita basah kuyub (lalu kering, terus basah lagi, dst..), tapi hujan mengakibatkan banyaknya genangan air dan lumpur. Kalo udah gitu, jadi gak bisa duduk2 di rumput lagi kalo udah cape.

Belum lagi minimnya sarana WC Toi2 yang ditempatkan cukup jauh. Intinya, kalo mao pipis jadi serba ribet : udah jalannya jauh, ngantri, jorok pula. Belum lagi banyak orang mabok yang emosi maen serobot2an, atau gak sedikit juga yang masuk berdua (hayooo... ngapain tuh?). Alhasil banyak orang, baik pria maupun wanita, yang dengan amat sangat terpaksa buang air di semak2.

Menjelang jam 6 sore, truck2 yang tadi jalan berputar2 mulai satu-persatu berjalan menuju panggung tengah. Di situ nantinya para DJ hebat akan beraksi. Berhubung gue gak gitu ngefans sama jenis musik elektronik, gue cuman kenal satu nama dari sekian banyak yang terkenal : Moby.



Eniwei, perjuangan kita pun dilanjutkan dengan mencari tempat yang strategis yang bisa melihat panggungnya. Tapi, ternyata semua orang berpikiran seperti kita... dan bisa dikira2 kan 1,6 juta berdempet2 di satu tempat? jawabannya : S.U.M.P.E.K

Selain kena sumpek, kita juga harus gigih mendorong satu sama lain dan berusaha supaya tidak terpencar; dengan solusi : berpelukaaaannn... eiits... gak maksud niru teletubbies loh... tapi mao gimana lagi? Dan....tetep aja kita terpencar menjadi 2. Dan di saat yang penting begini, saluran telepon di kota Dortmund tidak sanggup menampung tambahan begitu banyak orang yang saling menelpon untuk bertanya "lo ada di mana?".

Setelah beberapa waktu, akhirnya kita berhasil berkumpul kembali, dan di saat itu kita sudah terlalu lelah untuk lanjut ikutan parade sampai akhir. Sekitar jam 9 malam, kita sudah berada di tempat Yetty lagi. Sambil menunggu kereta (kita beli tiket yang jem 4 pagi), kita mengistirahatkan kaki, membersihkan sepatu dari lumpur, ganti baju, nonton lanjutan Love Parade di tv, ngobrol2 ngalor ngidul, dan curi2 tidur.

Dini hari di Dortmund Hbf juga amat sangat rame sekali. Ternyata gak cuman rombongan kita yang berpikiran untuk berangkat dengan kereta paling pagi di hari berikutnya. Semerbak bau badan bercampur bau lumpur membuat gue jadi teringat masa2 sehabis jam pelajaran olah raga (maen sepak bola sambil nyeker di lapangan sehabis hujan) di sekolah dulu...

Dan akhirnya jam 11 siang, gue bisa menikmati kembali ranjang tercinta....