Thursday, January 31, 2008

Jadi Vegetarian?

Setelah membaca postingnya tya, gue jadi pengen berbagi sedikit pengalaman gue dengan sayur-mayur.

You Probably Couldn't Be a Vegetarian

The truth is, you really like your meat - a lot more than you like animals.
For you, being vegetarian is hardly even a choice. You'll take steak over tofu any day.
A vegetarian lifestyle is not in the cards for you. You're just not going to go there!


Yup, seperti quiz di atas, gue gak bisa, gak akan bisa, dan gak akan mau menjadi vegetarian. Kecuali udah gak ada produk hewani yang bisa dimakan lagi (dan tentu saja gue gak akan mao juga menjadi kanibal).

Dari masih kecil, gue satu2nya yang anti sayur di keluarga gue. Gue gak pernah menyentuh benda berwarna hijau itu untuk dimakan. Bisa dibilang, satu2 yang bisa masuk mulut cuman wortel doang, itu pun mungkin karena warnanya ngga hijau dan rasanya ngga pait.

Gue masih inget moment2 dimarahin, dihukum, dan gimana gue nangis abis2an tiap kali harus berhadapan dengan sayur. Seiring berjalannya waktu, nyokap gue juga setengah menyerah karena semua argumen dia selalu bisa gue bantah.

Contoh gampangnya: "kalau gak makan sayur badan kamu bisa kekurangan banyak vitamin"
dan jawaban favorit gue: "kan sekarang udah banyak tablet suplemen vitamin"

atau

Katanya kalo gak makan sayur kulit bisa jerawatan.
Tapi untungnya gue jarang mempunyai masalah dengan jerawat, bahkan gue bisa makan kacang sebanyak apapun tanpa takut dengan jerawat.

Apalagi setelah mengetahui bahwa waktu nyokap masih kecil, nyokap juga gak doyan sayur...

Jadi, bisa dibilang hidup gue bener2 tanpa sayur sampai kira2 gue pergi ke Adelaide buat Homestay pas gue umur 13 taon.

Entah sial atau untung, gue dapet keluarga yang vegetarian. Inilah pertama kalinya gue bertemu/kenal/berinteraksi dengan keluarga yang vegetarian. Dan tentu saja gue panik banget pada awalnya. Tapi di sinilah gue belajar pertama kalinya untuk gak memilih2 makanan (karena malu), dan pertama kalinya makan buncis, bahkan brokoli.

Tapi memang kebiasaan sekian tahun gak bisa diubah dalam waktu 2 minggu, jadi butuh sekian tahun untuk gue buat belajar makan sayur.

Hanya saja, untuk menjadi vegetarian bener2 gak akan terlintas di kepala gue.

Alasannya cukup gampang, yaitu bahwa gue gak akan bisa hidup tanpa makan daging atau telur, atau susu (dan gue gak doyan susu kacang!).

Alasan berikutnya karena gue cinta makanan enak. Dan alangkah sedihnya apabila pilihan makanannya jadi terbatas. Gue aja ngga bisa ngebayangin jadi orang yang pantang makan babi atau sapi.. gimana jadi vegetarian?

Temen gue pernah cerita bahwa rata2 remaja perempuan di sini tuh setidaknya pernah menjadi vegetarian. Entah karena menjadi vegetarian merupakan salah satu bentuk diet yang efektif, atau karena terpengaruh dengan kampanye2 para vegetarian lainnya (salah satunya mungkin buku yang dilihat Tya di Kinokuniya ^^). Tapi hanya segelintir saja yang bertahan, sisanya menyerah beberapa bulan kemudian.

Well, memang ngga sedikit juga orang menjadi vegetarian setelah melihat binatang disiksa atau tepatnya dijagal. Bahkan juga telah terbukti secara ilmiah bahwa ketika binatang dijagal, ada hormon yang terbentuk ketika mereka sedang panik atau desperate. Dan tentu saja itu membawa efek negatif buat orang yang memakannya.

Makanya ada metode penjagalan yang membuat binatang itu relax dan tenang (bahkan dipijit segala), baru abis itu dengan sekejap disetrum dari belakang. Jadi gak akan ada aksi2 sadis dengan darah kemana2...

Hanya saja ada sekelompok orang yang harus makan daging hasil sembelih.

Dan kalau berargumen bahwa daging itu tidak sehat, misalnya babi dengan cacingnya, sapi dengan BSDnya, ayam dengan flu burungnya... well sayur juga bahaya dengan pestisidanya.

Hmmmmmmmmmm....

Yah, pada akhirnya ini memang suka2nya masing2 orang. Intinya, semua orang berhak mao makan apapun juga (asal jangan merugikan yang lain).

'tul gak? ^^

1 comment:

ShinTya said...

Hihihi, I can't live without milk, eggs, and cheese as well. They're the best :)